Contoh Konservasi Arsitektur
Kategori Objek Pelestarian
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah,
konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris) Conservation yang artinya pelestarian atau
perlindungan
a.
Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat
pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama
tingkatannya.
b.
Upaya
perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya
alam
c.
(fisik)
Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia
atau transformasi fisik.
d.
Upaya
suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
e.
Suatu
keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.
Terdapat beberapa kategori
objek pelestarian diantara nya :
1.
Lingkungan
Alami (Natural Area)
Di Indonesia
pelestarian alami terbagi menjadi dua yaitu pelestarian alam ex situ dan
pelestarian alam in situ. Pelestarian alam ex situ adalah pelestarian yang
mengutamakan untuk melindungi jenis atau spesialis tumbuhan dan satwa langka
dengan mengambilnya dari lingkungan hidup yang tidak aman atau terancam,
kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih aman serta mendapatkan perlindungan
dari manusia.
Contoh
pelertarian alam ex situ adalah Kebun raya Bogor dan Taman Safari.
·
Kebun
Raya Bogor
Kebun Raya
Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak
di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektaree dan
memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.
Saat ini Kebun
Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan
Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan
yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA.
Gambar : 1.1 Kebun Raya Bogor
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_Bogor
·
Taman
Safari Indonesia
Taman Safari Indonesia adalah tempat wisata keluarga berwawasan lingkungan yang berorientasi
pada habitat satwa di alam bebas. Taman Safari Indonesia terletak di Desa
Cibeureum Kecamatan
Cisarua, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan kawasan Puncak. Taman
ini berfungsi menjadi penyangga Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango di ketinggian 900-1800 m di atas permukaan laut, serta
mempunyai suhu rata-rata 16 - 24 derajat Celsius.
Gambar : 1.2 Taman safari Indonesia
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Safari_Indonesia
Pelestarian
Alam secara in situ pelestarian yang mengutamakan untuk melindungi atau
memperbaiki jenis satwa atau tumbuhan yang
populasinya terancam di lingkungan hidup aslinya.
Conroh
pelestarian alam in situ adalah Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional
Gunung Gede.
·
Taman
Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon terletak di Tatar
Pasundan bagian paling barat Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan Taman nasional ini juga memasukan wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil disekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau
Peucang. Taman ini mempunyai luas sekitar
122.956 Ha; (443 km² di antaranya adalah laut), yang dimulai dari tanjung
Ujung Kulon sampai dengan Samudera
Hindia.
Taman Nasional ini menjadi Taman Nasional
pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah diresmikan sebagai salah
satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat
ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini.
Gambar : 1.3 Taman Nasional Ujung Kulon
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Safari_Indonesia
·
Taman
Nasional Gunung Gede
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) adalah salah satu taman nasional yang terletak
di Provinsi Jawa Barat. Ditetapkan pada tahun 1980, taman nasional ini merupakan salah satu
yang tertua di Indonesia. TN Gunung Gede Pangrango terutama didirikan untuk melindungi dan mengkonservasi ekosistem dan flora pegunungan yang cantik di Jawa Barat. Dengan luas 21.975 hektare, wilayahnya
terutama mencakup dua puncak gunung Gede dan Pangrango beserta tutupan hutan pegunungan di sekelilingnya.
Gambar : 1.4 Taman Nasional Gunung Gede
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung_Gede_Pangrango
2.
Kota
dan Desa (Town and Village)
Pelestarian
kota dan desa merupakan sebuah pelestarian yang ditujukan untuk mempertahankan
suatu ciri khas dari sebuah kota ataupun desa baik dari segi bangunan, budaya
ataupun adat dari kota ataupun desa itu sendiri.
Contoh : Desa
adat Tenganan di Bali, kota lama Semarang dan Kampung Naga.
·
Desa
adat Tenganan Bali
Tenganan adalah
sebuah desa tradisional di pulau Bali.
Desa ini terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem di
sebelah timur pulau Bali. Tenganan bisa dicapai dari tempat pariwisata Candi Dasa dan
letak kira-kira 10 kilometer dari
sana.
Desa
Tenganan merupakan salah satu desa dari tiga desa Bali Aga,
selain Trunyan dan Sembiran.
Yang dimaksud dengan Bali Aga adalah desa yang masih mempertahankan pola hidup
yang tata masyarakatnya mengacu pada aturan tradisional adat desa yang
diwariskan nenek moyang mereka. Bentuk dan besar bangunan serta pekarangan,
pengaturan letak bangunan, hingga letak pura dibuat dengan mengikuti aturan
adat yang secara turun-temurun dipertahankan.
Gambar : 1.5 Desa Tenganan, Bali
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tenganan,_Manggis,_Karangasem
3.
Kawasan
(District)
Pelestarian
kawasan merupakan pelestarian yang ditujukan untuk mempertahankan kondisi
fisik, ciri khas dan karakter kawasan sebagai kawasan peninggalan sejarah
ataupun colonial.
Contoh dari
pelestarian kawasan adalah kawasan kampung batik laweyan kota Surakarta dan
Kawasan Kota Tua Jakarta.
·
Kawasan
kampung batik laweyan kota Surakarta
Kampung batik
Laweyan adalah salah satu daerah wisata yang sengaja disediakan oleh pemerintah Kota Solo untuk mengundang para wisatawan asing dan domestik
melihat-lihat Batik. Kampung Batik Laweyan
dinilai sebagai kawasan sentra Batik di Kota Solo dan sudah ada sejak
zaman kerajaan Pajang tahunn 1546 M. Kawasan ini
sempat meraih kejayaannya pada tahun 1970an.
Kampung Laweyan
didesain dengan konsep terpadu, dengan memanfaatkan lahan seluas kurang lebih
24 ha yang terdiri dari 3 blok. Di dalam kampung Batik tersebut, terdapat
ratusan pengrajin Batik yang menjual berbagai motif, seperti Tirto Tejo dan Truntum dengan beragam
variasi harga. Selain batik,
Kampung Batik Laweyan juga menyimpan kekayaan arsitektur Jawa kuno.
Gambar : 1.6 kawasan kampung batik laweyan
kota Surakatra
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kampung_batik_Laweyan
·
Kawasan
Kota Tua Jakarta
Kota Tua
Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia),
adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3
kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka).
4.
Wajah
Jalan (Street-Scapes)
Streetscape
atau wajah jalan merupakan sebuah elemen penting dalam pembentukan karakter
sebuah kota, tetapi untuk negara berkembang, aspek streetscape belum diolah
secara maksimal, baru beberapa tahun kebelakang ini beberapa kota mulai
melakukan melakukan di sepanjang penghijauan, perbaikan jalur pejalan kaki,
preservasi bangunan bersejarah, dan pembangunan area publik yang menarik yang
pada akhirnya menjadi elemen visual streetscape yang membentuk secara langsung
membentuk image perkotaan. Pelestarian street scapes merupakan sebuah
pemeliharaan jalan yang memiliki nilai-nilai sejarah, yang mempertahankan
kondisi fisik dari jalan dan mengolah kembali agar tetap terjaga ciri khas dari
jalan tersebut.
Contoh
pelestarian wajah jalan adalah Jalan Braga, Kota Bandung
·
Jalan
Braga, Kota Bandung
Jalan Braga adalah
nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama
jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Sampai
saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan
objek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java.
Di
sisi kanan kiri Jalan Braga terdapat kompleks pertokoan yang memiliki
arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur lama pada
masa Hindia Belanda. Tata letak pertokoan tersebut mengikuti model yang ada di
Eropa sesuai dengan perkembangan kota Bandung pada masa itu (1920-1940-an)
sebagai kota mode yang cukup termasyhur seperti halnya kota Paris pada saat
itu. Di antara pertokoan tersebut yang masih mempertahankan ciri arsitektur
lama adalah pertokoan Sarinah, Apotek Kimia Farma dan Gedung
Merdeka (Gedung
Asia Afrika yang dulunya adalah gedung Societeit
Concordia). Model tata letak jalan dan gedung gedung pertokoan dan
perkantoran yang berada di Jalan Braga juga terlihat pada model jalan-jalan
lain di sekitar Jalan Braga seperti Jalan Suniaraja (dulu dikenal sebagai Jalan Parapatan Pompa) dan
Jalan Pos Besar (Postweg)('sekarang Jalan Asia-Afrika') yang dibangun
oleh Gubernur Jendral Herman
Willem Daendels pada tahun
1811, di depan Gedung Merdeka.
Gambar 1.8 Jalan Braga, Kota Bandung
Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Braga
5.
Bangunan
(Buildings)
Meripakan suatu
pelestarian yang ditujukan untuk mempertahankan bangunan yang ada pada masa
colonial dengan tidak merusak ciri khas yang ada pada bangunan tersebut.
Contoh : Lawang
Sewu dan Masjid Kauman
·
Lawang
Sewu
Lawang Sewu (bahasa Indonesia: seribu pintu)
adalah gedung gedung bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini, dahulu yang
merupakan kantor dari Nederlands-Indische
Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada
tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Masyarakat
setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak,
meskipun kenyataannya, jumlah pintunya tidak mencapai seribu. Bangunan ini
memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar,
sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).
·
Masjid
Kauman
MASJID AGUNG SEMARANG atau
yang akrab disebut Masjid Kauman Semarang, sebagai masjid tertua di kota
Semarang- ibukota Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang dan erat kaitannya
dengan sejarah berdirinya kota Semarang. Masjid yang kini telah menjadi cagar
budaya dan harus dilindungi menjadi kebanggaan warga Semarang karena
bangunannya yang khas, mencaerminkan jatidiri masyarakat pesisir yang lugas
tetapi bersahaja. Seperti halnya pada masjid-masjid kuno di pulau Jawa, Masjid
Agung Semarang berada di pusat kota (alun-alun) dan berdekatan dengan pusat
pemerintahan (kanjengan) dan penjara, serta tak berjarak jauh dari pusat
perdagangan (pasar Johar), merupakan ciri khas dari tata ruang kota pada jaman
dahulu.
6.
Benda
dan Penggalan (Object and Fragments)
Melindungi benda-benda
cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan,
memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun khemis secara langsung dari
pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak.
Contoh : Pura
Taman Sari
·
Pura
Taman Sari
Salah
satu pura yang berada di Bali itu yakni Pura Taman Sari. Dalam lingkungan pura
ini terdapat dua buah Meru Tumpang Sebelas dan Meru Tumpang Sembilan yang pada
bagian dasarnya dikelilingi oleh kura-kura raksasa yang dikelilingi oleh kolam
dengan dibelit Naga Ananthaboga. Hal tersebut mengisahkan saat para Dewa
memutar air kehidupan (amerta) yang bertujuan untuk kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia.
Gambar 1.11 Pura Taman Sari
Sumber : http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/pura-taman-sari-di-klungkung/
Komentar
Posting Komentar
Hayo apresiasikan tulisan saya ini dengan tqnggapan komentar Anda